Sabtu, 18 Juni 2011

Mywapblog

Monggo para netter sekalian diaturi berkunjung ke blogku, dan dapatkan aplikasi-aplikasi yang menarik untuk hp anda terutama hp symbian. mywapblog akan lebih menarik apabila dibuka lewat hp. Yang penasaran silahkan berkunjung ke " http://salman.mywapblog.com " 
Atau tinggal klik DI SINI

Berikut contoh screenshot mywapblogku

Derita Membawa Barokah

Pernah kamu lihat tanaman anggur? Supaya dia berbuah harus dipangkas terlebih dulu seluruh daun-daunnya. Dalam menggapai kebenaran, Tuhan menguji hamba-Nya dengan derita dan kesusahan, harta kita habis seperti yang dialami oleh Nabi Ayub alaihisalam. Apa yang diambil Tuhan dari sisimu akan dikembalikan lagi dengan yang lebih baik menurut-Nya. Tuhan berjanji kepada hamba-Nya, hilang akan diganti kalaupun kurang akan ditambahi.

Kita tidak bisa melawan syetan, jangankan abangnya syetan, anak syetanpun tidak bisa kita lawan. Bagaimana mau melawan sesuatu yang tidak bisa kita lihat sedangkan dia terus mengawasi kita. Tidak ada jalan keluar kecuali selalu ber zikir kepada Tuhan. Karena sesungguhnya yang ditakuti syetan itu cuma Allah semata.

Tidak ada derita atas nama cinta. Para Nabi dan orang-orang pilihan Tuhan yang tercatat dalam al-Qur’an itu terkenal karena apa? Terkenal dengan deritanya yang menjadi pelajaran berguna untuk seluruh ummat manusia. Nabi ayyub sakit-sakitan tidak pernah mengeluh dengan penyakitnya. Siti Masyitah harum namanya karena dia rela menderita demi menjaga imannya. Nabi kita yang mulia, Muhammad SAW di hina dan caci maki oleh sukunya tapi tetap teguh menegakkan agama ini. Apa yang menyebabkan mereka bertahan di dalam kebenaran? Karena mereka sangat mencintai Tuhannya. Ingatlah, semakin tinggi derita yang kau alami akan semakin tinggi derajatmu disisi Tuhan asal imanmu tidak pernah berubah.

Allah Berfirman: "jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri,,……." (al-Israa : 7)



Manusia Bahagia


Manusia bahagia bila ia bisa membuka mata.
Untuk menyadari bahwa ia memiliki banyak hal yang berarti.

Manusia bahagia bila ia mau membuka mata hati.
Untuk menyadari, betapa ia di cintai.
Manusia bahagia bila ia mau membuka mata hati.
Untuk menyadari, betapa ia disayangi.

Manusia bisa bahagia, bila ia mau membuka diri.
Agar orang lain bisa mencintainya dengan tulus.

Manusia tidak bahagia karena tidak mau membuka hati,
Berusaha meraih yang tidak dapat diraih,
Memaksa untuk mendapatkan segala yang di inginkan,
Tidak mau menerima dan mensyukuri yang ada.

Manusia buta karena egois dan hanya memikirkan diri,
Tidak sadar bahwa ia begitu di cintai,
Tidak sadar bahwa saat ini, apa yang ada adalah baik,
Selalu berusaha meraih lebih, dan tidak mau sadar karena serakah.

Ada teman yang begitu mencintai, namun tidak di indahkan,
Karena memilih, menilai dan menghakimi sendiri.
Memilih teman dan mencari-cari,
Padahal didepan mata, ada teman yang sejati.

Telah memiliki segala yang terbaik, namun serakah,
Ingin dirinya yang paling diperhatikan, paling di sayang,
Selalu menjadi pusat perhatian, selalu di nomor satukan.

Padahal, semua manusia memiliki peranan.
Hebat dan nomor satu dalam satu hal, belum tentu dalam hal lain,
Dicintai oleh satu orang, belum tentu oleh orang lain.

Kebahagiaan bersumber dari dalam diri kita sendiri.
Jikalau berharap dari orang lain, maka bersiaplah untuk di tinggalkan,
Bersiaplah untuk dikhianati.

Kita akan bahagia bila kita bisa menerima diri apa adanya
Mencintai dan menghargai diri sendiri,
Mau mencintai orang lain, dan
Mau menerima orang lain.

Percayalah kepada Tuhan, dan bersyukurlah kepada-Nya,
Bahwa kita selalu diberikan yang terbaik sesuai usaha kita,
Tak perlu berkeras hati.

Ia akan memberi kita disaat yang tepat, apa yang kita butuhkan
Berusaha dan bahagialah karena kita di cintai begitu banyak orang.



Berfikirlah Terlebih dahulu

Berpikirlah dahulu sebelum kau kehilangan kesabaran kepada seseorang yang kau cintai. Truk dapat diperbaiki. Tulang yang hancur dan hati yang disakiti seringkali tidak dapat diperbaiki.

Terlalu sering kita gagal untuk membedakan antara orang dan perbuatannya, kita seringkali lupa bahwa mengampuni lebih besar daripada membalas dendam.

Orang dapat berbuat salah. Tetapi, tindakan yang kita ambil dalam kemarahan akan menghantui kita selamanya. Tahan, tunda dan pikirkan sebelum mengambil tindakan. Mengampuni dan melupakan, mengasihi satu dengan lainnya.

Ingatlah, jika kau menghakimi orang, kau tidak akan ada waktu untuk mencintainya.
Waktu tidak dapat kembali…

Hidup bukanlah sebuah VCD PLAYER, yang dapat di backward… dan Forward…
HIDUP hanya ada tombol PLAY dan STOP saja…

Jangan sampai kita melakukan kesalahan yang dapat membayangi kehidupan kita kelak……. ..
Yang menjadi sebuah inti hidup adalah “HATI” : Hati yang dihiasi belas kasih dan cinta kasih…
CINTA KASIH merupakan nafas kehidupan kita yang sesungguhnya.

Jumat, 17 Juni 2011

Rumput Tetangga Lebih Hijau


Rumput tetangga jauh lebih hijau. Mungkin pepatah ini pernah menghinggapi benak seluruh manusia sejagat raya. Tak peduli di tingkatan sosial mana ia berada. Selalu saja kita mendengar adanya keluhan di sisi kekaguman.
Mungkin sering Anda mendengar keluhan seorang sahabat- sebut saja si Fulan- yang katakan dirinya memiliki begitu banyak kekurangan. Ia ingin bisa sempurna, ia ingin tak kurang suatu apa. Padahal Anda juga pernah mendengar sahabat Anda lainnya yang tampan itu – si ‘Allan- ingin bisa hidup nyaman seperti si Fulan. “Duh alangkah bersyukurnya aku jika bisa hidup enak seperti si Fulan itu. Mau apa juga tinggal beli”. Katanya.
Dalam hati Anda mungkin mendumel: “Duh… Kalian ini kenapa?! Tidak pernah mau mensyukuri kenikmatan hidup yang Allah berikan kepada kalian. Lihat diriku! Sudah jelek, ga ada yang mau, miskin pula.
Tuan dan Puan sekalian yang saya muliakan. Sesungguhnya ketika itulah sebuah kesempurnaan hidup, kenyamanan, ketampanan, kekayaan dan sebagainya menemui maknanya yang relatif. Kita mungkin pernah mempunyai gambaran tentang bagaimana hidup yang sempurna. Namun ketika gambaran tersebut telah tercapai kita ingin sesuatu yang lebih sempurna lagi. Begitulah manusia, jika diberi segunung emas ia akan meminta segunung lagi. Teruuuus seperti itu sampai tanah kuburan memenuhi mulutnya.
Kita sering sekali mengeluh karena seperti- sepertinya hidup kita ini dipenuhi dengan masalah. Seakan kita orang yang paling sengsara di dunia. Ketika ditimpa suatu musibah kita merasa seakan kitalah yang paling naas nasibnya, celaka dua belas.
Kita juga sering mengeluh karena kekurangan harta. Seakan berjuta rupiah yang Allah berikan setiap bulannya tiada berarti apa. Kalau sudah begini, masalahnya bukan terletak pada musibah atau banyaknya harta itu sendiri. Tapi pada bagaimana cara kita menyikapi, bagaimana kita mensyukuri.
Padahal di sisi kehidupan yang lain kita melihat jutaan orang yang tengah sengsara; siang –malam teraniaya, disiksa, dibunuh sanak saudaranya, dirampas hak-haknya, hingga diinjak harga dirinya sebagai manusia. Di sisi lain dunia juga ada berjuta gelandangan, pengemis jalanan, mereka yang tidur di kolong jembatan, para kaum miskin-papa. Tiada punya suatu apa menurut ukuran kita.
Namun, di antara mereka ada yang masih bisa tersenyum tulus dan ucapkan “Alhamdulillah”. Mereka masih punya s-y-u-k-u-r dalam hatinya.
Lalu, mengapa kita tidak?!